
BRMP Kalteng dan Biro Perencanaan Kementan Lakukan Monitoring FE dan Lahan CSR Kapuas
KAPUAS – Tim Biro Perencanaan (Biroren) Kementan melakukan kunker ke kawasan Food Estate (FE) di Kab. Kapuas. Kegiatan ini mencakup peninjauan lapangan di Desa Bentuk Jaya, Kec Dadahup dan Desa Pulau Telo, Kec Selat. Dalam kesempatan yang sama, tim juga melakukan monitoring CSR (cetak sawah rakyat) di Desa Bentuk Jaya, Rabu (25/06/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan perkembangan program FE di wilayah tersebut, serta menghimpun aspirasi dan masukan dari para pemangku kepentingan di lapangan. Tim Biroren berinteraksi langsung dengan Dinas TPHP Prov. Kalteng, Dinas Pertanian Kab Kapuas, BPP Kec. Dadahup, tim PE BRMP Kalteng, serta perwakilan kelompok tani setempat.
Kepala BPP Dadahup, M. Arpani, mengapresiasi kehadiran program FE yang dinilai sangat membantu petani, terutama dari segi pembangunan infrastruktur pendukung. Namun demikian, ia juga menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi di lapangan, seperti kondisi lahan yang tergenang air akibat sistem tata kelola air yang belum optimal, terbatasnya tenaga kerja pertanian, serta minimnya ketersediaan aalsintan. Dalam sektor perkebunan, desa ini sebelumnya menerima bantuan bibit kelapa genjah. Namun, sebagian besar tanaman tidak dapat tumbuh optimal dan kini hanya tersisa di pekarangan warga.
Di sektor peternakan, program bantuan bibit bebek jenis Alabio dan Mojosari juga telah diterima oleh peternak setempat. Dari dua jenis tersebut, bebek Mojosari terbukti lebih adaptif dan tahan terhadap stres lingkungan. Salah satu peternak penerima bantuan, Parman, saat ini masih aktif memelihara bebek Mojosari dan menjadi salah satu pemasok telur bebek di desa tersebut.
Sementara itu, di Desa Pulau Telo, sejumlah komoditas hortikultura seperti pisang kepok tanjung dan pisang kepok pontianak dikembangkan dalam kawasan FE. Namun, tanaman pisang hanya mampu bertahan selama dua periode tanam sebelum terserang virus yang menyebabkan daging buah menghitam (vira).
Sebagai alternatif, petani kini mulai mengembangkan komoditas hortikultura lain seperti melon yang ditanam di lahan surjan padi, serta tanaman sayuran seperti timun dan terong. Untuk komoditas tanaman pangan, petani bekerja sama dengan Kodim 1011/Kuala Kapuas dalam membudidayakan varietas padi Sinar Mentari.
Kementerian Pertanian melalui Biroren menegaskan komitmennya untuk terus memantau, mengevaluasi, dan menyempurnakan implementasi program FE, agar dapat menjawab kebutuhan petani secara nyata dan mendukung ketahanan pangan nasional.